IAIT Pacitan Gelar Workshop, Siapkan Kurikulum OBE dan Tata Kelola Digital untuk Lulusan Berdaya Saing

IAITPACITAN.COM, PACITAN – Institut Agama Islam Attarmasi (IAIT) Pacitan terus berinovasi demi menghasilkan lulusan yang relevan dengan tuntutan zaman. Menurut Wakil Rektor Pelaksana Harian IAIT Pacitan, Dr. Ali Mufron, IAIT Pacitan saat ini tengah fokus pada empat pilar utama pengembangan institusi, salah satunya melalui penyesuaian kurikulum. Untuk mencapai tujuan tersebut, IAIT Pacitan menggelar workshop selama dua hari, pada Sabtu dan Minggu (5-6/7/2025).
Dr. Ali Mufron menjelaskan bahwa IAIT Pacitan beralih dari pendekatan pembelajaran tradisional ke Kurikulum Outcome-Based Education (OBE). "Kami tidak lagi menggunakan pendekatan tradisional yang fokus pada proses pembelajaran semata, namun lebih pada hasil lulusan," tegas Dr. Ali Mufron, Ahad (06/07/2025).
Penerapan OBE ini bertujuan untuk memastikan lulusan IAIT Pacitan mampu menjawab kebutuhan zaman dan memiliki daya saing tinggi. Sebagai contoh, lulusan Sarjana Pendidikan Islam diharapkan mampu mentransformasi lembaga pendidikan yang berorientasi mutu. Demikian pula dengan lulusan Fakultas Hukum Keluarga Islam, yang diharapkan tidak terjebak dalam kasus hukum, melainkan menjadi agen perubahan yang memahami dan menjunjung tinggi hukum Islam.
"Dari Fakultas Ekonomi, harapan kami bisa menciptakan ekonomi kreatif dan mandiri," tambah Dr. Ali Mufron. Kurikulum baru ini dirancang untuk memastikan lulusan diterima di dunia kerja sesuai dengan kualifikasi yang relevan.
Pilar kedua adalah peningkatan sistem penjaminan mutu internal. IAIT Pacitan berkomitmen untuk menyelaraskan sistem ini dengan aturan terbaru yang berorientasi pada Good University Governance (GUG). "Kami ingin sistem penjaminan mutu internal kami mendekatkan diri dengan aturan terbaru yang berorientasi pada pengelolaan perguruan tinggi yang baik, sehingga kami bisa menjadi perguruan tinggi yang berkualitas," jelasnya.
Selain itu, IAIT Pacitan juga melakukan transformasi dalam tata kelola manajemen sistem mereka. "Prinsip tata kelola ini adalah menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Kami tidak lagi menggunakan sistem manual, tetapi menggunakan sistem digital," ujar Dr. Ali Mufron, menyoroti efisiensi dan transparansi yang akan didapatkan.
Pilar ketiga menekankan pada penelitian dan pengabdian masyarakat yang memiliki dampak nyata. Dr. Ali Mufron berharap penelitian yang dilakukan tidak hanya bersifat teoritis, normatif, atau empiris, tetapi juga mampu memberikan solusi. "Harapan kami dari penelitian ini juga bisa menghasilkan solusi, memiliki tampak atau impak yang nyata, baik di dunia kerja maupun di dunia lain," paparnya.
IAIT Pacitan juga memiliki komitmen untuk tidak hanya fokus pada akreditasi, tetapi juga pada reputasi di tingkat nasional maupun internasional. "Kami berkomitmen bahwa dosen-dosen kami masih produktif, masih muda semuanya, sehingga bisa menulis karya ilmiah yang bagus dan bereputasi," tegasnya.
Dengan empat pilar pengembangan ini, IAIT Pacitan menegaskan komitmennya untuk menghasilkan lulusan yang adaptif terhadap perubahan, memiliki daya saing tinggi, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Transformasi ini menjadi bukti keseriusan IAIT Pacitan dalam menciptakan pendidikan berkualitas yang relevan dengan tantangan masa depan. (*)