Matangkan Persiapan Semester Gasal, IAIT Pacitan Gelar Rapat Koordinasi Pimpinan

IAITPACITAN.COM, PACITAN— Menjelang dimulainya semester gasal tahun akademik baru, Institut Agama Islam Attarmasi (IAIT) Pacitan menggelar rapat koordinasi pimpinan. Pertemuan yang berlangsung pada 26 Agustus 2025 itu membahas berbagai persiapan penting, mulai dari kurikulum, kalender akademik, hingga kesiapan sarana dan prasarana.
Wakil Rektor (Warek) pelaksana harian IAIT Pacitan, Dr. Ali Mufron, menegaskan bahwa visi, misi, tujuan, dan sasaran (VMTS) menjadi salah satu fokus utama. “Warek I mengumpulkan dekan dan kaprodi untuk memfinalisasi VMTS. Kualitas mutu harus dijaga, namun tetap melihat realita,” ujarnya.
Menurut Ali Mufron, kalender akademik IAIT Pacitan nantinya akan menyesuaikan dengan kalender pondok pesantren sebagai induk kelembagaan. Meski demikian, setiap fakultas diberi keleluasaan untuk menyusun kalender akademiknya sendiri. “Distingsi fakultas harus ditunjukkan, sehingga fakultas punya karakter akademik masing-masing,” jelasnya.
Kesiapan Dosen dan Rekrutmen Baru
Saat ini, jumlah tenaga dosen di IAIT Pacitan hampir tercukupi. “Ketersediaan dosen sudah mencapai 95 persen. Khusus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), sedang membuka rekrutmen dosen baru,” ungkap Ali Mufron.
Selain itu, pembekalan dosen baru juga telah dilakukan melalui workshop, baik luring maupun daring. Ke depan, IAIT Pacitan juga menyiapkan workshop penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM) berbasis teknologi. “Output yang diharapkan adalah publikasi pada jurnal terakreditasi,” tambahnya.
Persiapan Akademik dan PMB
Warek I Bidang Akademik menjelaskan bahwa persiapan akademik telah dirancang detail. Salah satunya adalah penyelenggaraan stadium general pada 18 September 2025 dengan menghadirkan Prof. Dr. Musa Asyarie sebagai narasumber.
“Perkuliahan semester gasal akan dimulai pada 25 September, dengan jadwal Kamis, Jumat, dan Sabtu. Kamis dan Jumat masing-masing empat mata kuliah, sementara Sabtu dua mata kuliah. Durasi 1 SKS ditetapkan 30 menit,” terangnya.
Kaprodi diminta menyiapkan jadwal kuliah yang menyesuaikan kondisi lapangan. Dokumen kurikulum pun segera diselesaikan, sementara sebaran mata kuliah telah ditetapkan.
Terkait penerimaan mahasiswa baru (PMB), IAIT Pacitan menerapkan sistem dua kali penerimaan dalam setahun, pada semester gasal dan genap. Data bagian keuangan mencatat, mahasiswa yang registrasi pada gelombang pertama sebanyak 52 orang, gelombang kedua tiga orang, dan gelombang ketiga tiga orang. Total mahasiswa baru tahun ini mencapai 91 orang.
Namun, tantangan muncul dari jumlah mahasiswa reguler yang lebih sedikit dibanding mahasiswa program double degree. “Ini harus mendapat perhatian khusus agar tidak menimbulkan masalah dalam proses akademik,” kata Warek I.
Dalam proses PMB, IAIT Pacitan juga menyisipkan nilai-nilai penting seperti anti kekerasan dan anti perundungan.
Kesiapan Infrastruktur dan Sarana Pendukung
Kepala Biro (Kabiro) memastikan seluruh kegiatan akademik mendapat dukungan penuh, termasuk dalam hal sarana dan prasarana. “Monitoring kesiapan sebelum kegiatan tridharma sangat penting, mulai dari presensi hingga pembayaran mahasiswa melalui sistem MADANI. Semua harus siap sebelum KBM dimulai,” tegas Kabiro.
Selain itu, mahasiswa juga dilibatkan dalam menjaga kebersihan dan keamanan kampus. Bahkan IAIT menyediakan ruang khusus merokok (smoking room) untuk menjaga kenyamanan lingkungan. Perpustakaan juga melakukan pengembangan sistem dengan memberikan coding untuk setiap buku referensi.
“Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) harus bernilai integrasi-transendensi, selalu up to date dengan perkembangan zaman,” imbuh Ali Mufron.
Koordinasi Fakultas dan Agenda Akademik
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) menuturkan, koordinasi antar fakultas telah dilakukan, termasuk pengaturan jadwal dengan guru pondok. “Namun untuk kegiatan imtihan, koordinasi lebih lanjut masih diperlukan,” ujarnya.
Selain itu, pengelolaan jurnal ilmiah menjadi perhatian. Masing-masing program studi diminta menyerahkan nama dosen untuk memperkuat pengelolaan jurnal di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M).
Penutup
Rapat koordinasi pimpinan IAIT Pacitan kali ini juga menyinggung pentingnya kelengkapan dokumen akademik. Beberapa di antaranya adalah buku panduan karya ilmiah mikro, modul atau handout dalam bentuk cetak, serta penyusunan panduan akademik yang lebih terstruktur.
Dengan serangkaian persiapan tersebut, IAIT Pacitan optimistis dapat menyambut semester gasal dengan lebih baik. “Komunikasi dan koordinasi antar lembaga harus tetap dijaga agar tidak terjadi tumpang tindih. Semua pihak perlu bergerak bersama demi menjaga mutu dan kualitas,” pungkas Ali Mufron. (*)